Tugas Presentasi Etika Profesi Teknologi Informasi & Komunikasi
KASUS PERETASAN SITUS TIKET.COM OLEH HACKER
TUGAS UAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat kelulusan mata kuliah Etika Profesi Teknologi Informasi & Komunikasi
Arjie Desmanto
Hendi
Nur Ramadhan Rismawan
Selas
Program
Studi Sistem Informasi
Fakultas
Teknologi Informasi
Universitas
Bina Sarana Informatika
Cikarang
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin
berkembangnya teknologi maka semakin banyak juga manfaat yang didapatkan,
seperti hal nya penggunaan internet yang sangat memudahkan manusia dalam
melakukan berbagai aktivitas. Pemesanan tiket secara online merupakan salah
satu aktivitas yang sering dilakukan karena pemesan tidak perlu lagi datang ke
tempat penjualan tiket itu berada, pemesan hanya perlu mengakses situs dari
penjualan tiket tersebut di internet dan melakukan transaksi sesuai aturan dari
situs tersebut secara online.
Tiket.com adalah situs web yang
menyediakan layanan pemesanan hotel, tiket pesawat, tiket kereta api, penyewaan
mobil, tiket konser, tiket atraksi, tiket hiburan dan tiket event yang berbasis
di Jakarta, Indonesia. Tiket.com sendiri dikelola oleh PT. Global Tiket
Network.
Selain
memiliki manfaat, berkembangnya teknologi juga memiliki dampak yang merugikan.
Penyalahgunaan teknologi dan keahlian dalam mengoperasikannya seringkali
digunakan untuk melakukan kejahatan atau yang biasa disebut cybercrime, salah satunya adalah hacker.
Contoh kasus mengenai hacker yang akan dibahas adalah kasus peretasan situs tiket.com.
BAB II
LANDASAN TEORI
Peretas
atau dalam bahasa inggrisnya disebut hacker adalah orang yang mempelajari,
menganalisis, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringan
komputer, baik untuk keuntungan atau dimotivasi oleh tantangan. Untuk memberi
gambaran secara keseluruhan proses hacking, dibawah ini disajikan
langkah-langkah logisnya, yaitu :
1.
Footprinting. Mencari rincian informasi terhadap
sistem-sistem untuk dijadikan sasaran, mencakup pencarian informasi dengan
mesin pencari, whois, dan DNS one transfer.
2.
Scanning. Terhadap sasaran tertentu dicari
pintu masuk yang paling mungkin. Digunakan ping sweep dan port
scan.
3.
Enumeration. Telaah intensif terhadap
sasaran, yang mencari user account absah, network resource and share, dan aplikasi untuk mendapatkan
mana yang proteksinya lemah.
4.
Gaining
Access.
Mendapatkan data lebih banyak lagi untuk memulai mencoba mengakses sasaran.
Meliputi atau merampas kata sandi, menebak kata sandi, serta melakukan buffer overflow.
5.
Escalating
Privilege.
Apabila baru mendapatkan user
password di tahap sebelumnya, di tahap ini di usahakan mendapat
privilese admin jaringan dengan password
cracking atau eksploit sejenis getadmin, sechole atau lc_messages.
6.
Pilfering. Proses pengumpulan informasi dimulai
lagi untuk mengidentifikasi mekanisme untuk mendapatkan akses ke trusted system. Mencakup evaluasi trust dan pencarian cleartext password di registry, config file, dan user data.
7.
Convering
Tracks.
Begitu kontrol penuh terhadap sistem diperoleh, maka menutup jejak menjadi
prioritas. Meliputi membersihkan network
log dan penggunaan hide
tool seperti macam-macam rootkit dan file streaming.
8.
Creating
Backdoors.
Pintu belakang diciptakan pada berbagai bagian dari sistem untuk memudahkan
masuk kembali ke sistem ke sistem ini dengan cara membentuk user account palsu, menjadwalkan batch joob ,mengubah startup file ,menambahkan servis
pengendali jarak jauh serta monitoring
tool ,dan menggantikan aplikasi dengan qtrojan.
9.
Denial
of Service.
Apabila semua usaha diatas gagal, penyerang dapat dilumpuhkan sasaran sebagai
usaha terakhir. Meliputi SYN flood,
teknik-teknik ICMP, supernuke, land/ latierra, teardrop, bonk, newtear, trincoo, smurf, dan lain-lain.
BAB III
PEMBAHASAN
Terungkapnya
kasus ini berawal dari pengaduan PT Global Network kepada polisi tentang adanya
peretasan pada sistem aplikasi jual beli tiket daring Tiket.com yang tersambung
dengan sistem penjualan tiket pada maskapai penerbangan PT Citilink Indonesia (www.citilink.co.id) pada tanggal 11-27 Oktober 2016.
3.1.
Pelaku
Penyidik Siber
Bareskrim Polri menangkap tiga anggota kelompok peretasan situs jual beli
daring (online) yaitu, MKU yang berusia 19 tahun dan lulusan SMA, AL yang juga berusia
19 tahun dan lulusan SMA, dan NTM yang berusia 27 tahun merupakan mahasiswa
yang tidak meneruskan kuliahnya. Ketiganya ditangkap di Jalan Siaga Dalam Gang
Kemuning Nomor 12 RT 19 Kelurahan Damai,
Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Direktorat Tindak
Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri membekuk Sultan Haikal alias Haikal
yang masih berusia 19 tahun dan merupakan otak pembobolan situs komersial
(e-commerce/e-dagang). Kepala Biro Penerangan dan Informatika Mabes Polri
Brigadir Jendral Rikwanto mengatakan, Haikal ditangkap di perumahan Pesona
Gintung Residen, Tangerang Selatan, Banten, 30 maret 2017.
Rikwanto menuturkan,
Haikal merekrut anak buahnya dari perkenalan di Facebook. Awalnya mereka
bertukar informasi game online lalu kemudian diajak untuk meneruskan pembobolan
situs yang telah dibuka Haikal sebelumnya. Untuk menjalankan aksinya,
masing-masing menjalankan tugas berbeda, mulai dari membobol server hingga
mencari pembeli potensial.
Tersangka MKU
berperan menawarkan penjualan tiket pesawat melalui Facebook menggunakan akun
Hairul Joe. MKU juga memiliki peran penting karena mengantongi username dan
password untuk masuk ke server Citilink yang didapat melalui meretas situs
Tiket.com bersama SH. “Tersangka melakukan login terhadap server Citilink
dengan menggunakan username dan password milik travel agen Tiket.com dengan
tujuan mendapatkan kode booking tiket pesawat Citilink untuk dijual ke pembeli”
katanya.
Sementara Tersangka
AL memasukkan data pesanan tiket pesawat Citilink dari pembeli yang selanjutnya
data tersebut dimasukkan ke aplikasi penjualan maskapai Citilink dengan
menggunakan username dan password milik Tiket.com. Setelah kode booking pesawat
didapat, selanjutnya kode booking tersebut dikirim ke pihak pembeli.
Tersangka lainnya NTM
bertugas mencari calon pembeli melalui akun Facebook bernama Nokeyz Dhosite
Kashir. Setelah mendapatkan calon pembeli, data calon pembeli diberikan kepada
tersangka AL untuk diproses dengan prosedur yang sama.
3.2.
Motif
Menurut Rikwanto,
Haikal dan anak buahnya membobol situs untuk mencari keuntungan dan ajang unjuk
kehebatan di antara mereka. Haikal sudah membobol 4.600 situs sebelum mengajak
MKU, AL, dan NTM.
Selain membobol situs
tiket.com, Haikal dan anak buahnya pernah meretas sekitar 400 situs komersial
lainnya, seperti ojek daring (online). Bahkan pelaku juga pernah membobol situs
milik pemerintah daerah, kementerian, dan Polri.
3.3.
Dampak
Akibat dari aksi
peretasan ini, PT Global Network yang mengelola Tiket.com dilaporkan mengalami
kerugian hingga Rp 1,9 miliar.
Dalam mengungkap kasus
ini, penyidik menyita barang bukti, tujuh unit ponsel, tiga kartu ATM, dua
surat izin mengemudi (SIM), dua KTP, dua unit laptop, satu buku tabungan Bank
BCA dengan saldo Rp 212 juta, satu unit router wifi, satu kartu mahasiswa (KTM)
dan satu unit sepeda motor.
Keempat pelaku
dijerat Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang
diambil penulis berdasarkan kasus diatas adalah perkembangan teknologi memang
memiliki manfaat yang besar untuk manusia, akan tetapi manfaat yang didapat
juga tergantung dari pengguna yang menggunakan teknologi tersebut untuk hal
yang positif atau negatif.
4.2.
Saran
Berdasarkan kesimpulan
diatas penulis memberikan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :
1.
Keahlian
dan kemampuan dalam menggunakan teknologi komputer ada baiknya digunakan untuk
hal – hal yang positif dan tidak merugikan pihak manapun.
2.
Keamanan
dari situs Tiket.com harus ditingkatkan lagi agar kejadian seperti ini tidak
terjadi lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Komentar
Posting Komentar